Sabtu, 08 Desember 2012

Peran Teknolog Pendidikan


Pendidikan, sebagai suatu ilmu, teknologi, dan profesi tidak luput dari gejala perkembangan itu. Kalau semula hanya orang tua yang bertindak sebagai pendidik, kemuudian kita kenal profesi guru yang diberi tanggung jawab mendidik. Sekarang ini secara konseptual maupun secara legal telah dikenal dan ditentukan sejumlah keahlian khusus, jabatan, dan atau profesi termasuk dalam kategori tenaga kependidikan. Setiap tenaga kependidikan yang bekerja pada satuan pendidikan, mempunyai hak untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan yang lain dalam melaksanakan tugasnya. Sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan itu perlu disediakan, dikembangkan, dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya supaya diperoleh efektifitas dan efisiensi yang tinggi.

Teknologi pendidikan hanya mungkin dikembangkan dan dimanfaatkan dengan baik bilamana ada tenaga yang menanganinya. Mereka adalah tenaga profesi pengembang teknologi pendidikan. Tenaga profesi ini adalah tenaga terampil, mahir, dan atau ahli dalam melaksanakan pengelolaan proses dan sumber untuk belajar. Tentu saja derajat keterampilan, kemahiran, atau keahlian itu tdak harus sama pada semua professional. Tenaga profesi teknologi pendidikan mempunyai tanggung jawab kepada peserta didik sebagai perorangan, kepada masyarakat, kepada rekan seprofesi dan profesi lain yang berkaitan, serta kepada profesinya sendiri dalam melaksanakan tugasnya.
Mereka yang berprofesi atau bergerak dalam bidang teknologi pendidikan atau singkatnya Teknolog Pendidikan, harus mempunyai komitmen dalam melaksanakan tugas profesionalnya yang utama yaitu terselenggaranya proses belajar bagi setiap orang, dengan dikembangkan dan digunakannya berbagai sumber belajar selaras dengan karakteristik masing-masing pembelajar (learners) serta perkembangan lingkungan. Karena lingkungan itu senantiasa berubah, maka para Teknolog Pendidikan harus senantiasa mengikuti perkembangan atau perubahan itu, dan oleh karena itu ia dituntut untuk selalu mengembangkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan dan tuntutan zaman, termasuk selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Profesi ini bukan profesi yang netral dan bebas nilai. Ia merupakan profesi yang memihak kepada kepentingan pembelajar agar mereka memperoleh kesempatan untuk belajar agar mereka memperoleh kesempatan untuk belajar agar potensi dirinya dapat berkembang semaksimal mungkin.
Berdasarkan Naskah Akademik tentang jabatan fungsionalis Teknologi Pendidikan, maka tugas pokok Teknolog Pembelajaran atau Perakayasa Pembelajaran adalah (Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, 2009):
1.      Pengembangan bidang kajian dan kawasan teknologi/rekayasa pembelajaran
2.      Perancangan dan pengembangan proses, sumber, dan sistem pembelajaran
3.      Produksi bahan belajar
4.      Penyediaan sarana dan prasarana belajar
5.      Pemilihan dan penilaian sistem dan komponen sistem pembelajaran
6.      Pemanfaatan proses dan sumber belajar
7.      Penyebaran konsep dan temuan teknologi pendidikan
8.      Pengelolaan kegiatan pengembangan dan pemanfaatan sumber belajar
9.      Perumusan bahan kebijakan teknologi/rekayasa pembelajaran
Semua anak itu pintar. Semua anak pada dasarnya cerdas dan ceria. Hanya saja kecerdasan uniknya mungkin kurang cocok dengan sistem pendidikan yang lebih menekankan keterampilan 3M-menulis, membaca, matematika-padahal setiap anak memiliki kecerdasan majemuk dengan kadar yang berbeda-beda. Jadi, bila baginya sekolah itu menakutkan berarti sudah waktunya Teknolog Pendidikan serta tenaga kependidikan lainnya membantu anak mempelajari pelajaran sekolah sesuai dengan kecerdasan uniknya sendiri agar ia mampu memahaminya dengan lebih mudah.
Strategi pembelajaran Multiple  Intelligence (MI) pada hakikatnya adalah upaya mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimiliki setiap individu (siswa) untuk mencapai kompetensi tertentu yang dituntut  oleh sebuah kurikulum. Amstrong, seorang pakar di bidang Multiple Intelligences mengatakan bahwa dengan teori kecerdasan majemuk memungkinkan guru mengembangkan strategi pembelajaran inovatif yang relatif baru dalam dunia pendidikan. Meskipun demikian ia menambahkan, bahwa tidak ada rangkaian strategi pembelajaran yang bekerja secara efektif untuk semaua siswa. Setiap siswa memiliki kecenderungan tertentu pada semua kecerdasan yang ada. Oleh karena itu suatu strategi mungkin akan efektif pada sekelompok siswa, tetapi akan gagal bila diterapkan pada kelompok lain. Dengan dasar ini sudah seharusnya diperhatikan jenis kecerdasan yang menonjol pada masing-masing siswa agar dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri siswa. Meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan bahwa setiap strategi yang ada pada masing-masing kecerdasan dapat diimplementasikan untuk semua mata pelajaran yanga ada dalam kurikulum. Misalnya strategi pembelajaran Matematis-Logis dapat diimplementasikan bukan saja dalam mata pelajaran  lainnya seperti Bahasa, Fisika, atau mata pelajaran yang menuntut unsure logika di dalamnya.
Satu hal yang harus diingat adalah bahwa teori MI bukan saja merupakan konsep kecerdasan yang ada pada diri masing-masing individu, tetapi juga merupakan strategi pembelajaran yang ampuh untuk menjadikan siswa keluar sebagai juara pada jenis kecerdasan tertentu. Gardner mengatakan, sebab pada dasarnya setiap individu memiliki satu atau lebih kecerdasan yang menonjol dari semua kecerdasan yang ada. Bukankah Einstein yang dikatakan cerdas juga mempunyai kelemahan pada jenis kecerdasan lainnya? Einstein adalah orang yang sangat cerdas pada dua jenis kecerdasan yaitu Matematis-Logis dan Spasial. Sementara untuk jenis kecerdasan yang lain, ia tidak terlalu menonjol.
Strategi pembelajaran MI pada praktiknya adalah memacu kecerdasan yang menonjol pada diri siswa seoptimal mungkin, dan berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya pada standar minimal yang ditentukan oleh lembaga atau sekolah. Dengan demikaian penggunaan strategi pembelajaran MI tetap berada pada posisi yang selalu menguntungkan bagi siswa yang menggunakannya. Satu hal yang pasti, siswa akan keluar sebagai individu yang memiliki jati diri, yang potensial pada salah satu atau lebih dari semua jenis kecerdasan yang dimilikinya.
Ada dua tahapan yang harus dilakukan dalam penerapan strategi pembelajaran MI agar mendapatkan hasil yang optimal, yaitu (Dewi Salma Prawiradilaga, dkk, Mozaik Teknologi Pendidikan, 2004) :
1.      Memberdayakan semua jenis kecerdasan pada setiap mata pelajaran
Secara empirik untuk menerapkan strategi pembelajaran MI dapat dimulai dengan melakukan reposisi pada kurikulum yang ada sekarang. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengubah Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang ada menjadi kompetensi yang diharapkan. Dengan demikian setiap TIK atau pokok bahasan dituntut untuk memberdayakan semua atau sebagian besar jenis kecerdasan yang ada.
2.      Mengoptimalkan pencapaian mata pelajaran tertentu berdasarkan kecerdasan yang menonjol pada massing-masing siswa
Tahap kedua ini ditempuh apabila secara factual guru telah mengidentifikasikan kecerdasan yang menonjol pada maisng-masing siswa. Ada satu atau lebih kecerdasan yang menonjol pada masing-masing individu. Strategi pembelajaran yang digunakan lebih bersifat personal atau individual. Siswa yang memiliki kecerdasan linguistik misalnya, akan dioptimalkan pencapaian hasil belajarnya pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra. Sedangkan mereka yang mempunyai kecerdasan Matematis-Logis misalnya, akan diarahkan pada pencapaian hassil belajar Matematikanya seoptimal mungkin melalui pemberian layanan individu dan akses ke berbagai kesempatan yang memungkinkan kecerdasan Matematikanya terus berkembang. Begitu pula selanjtnya dengan kecerdasan-kecerdasan lainnya.



 Amstrong, Thomas. 2002. Setiap Anak Cerdas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Yusufhadi Miarso. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media
Dewi Salma Prawiradilaga, dkk. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme Template Blog Free | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes